Review dan Spesifikasi Huawei Nova 3i – Warna gradasi mendadak jadi tren baru di dunia smartphone. Berawal dari Huawei lewat P20 Pro, warna Twilight-nya sukses jadi trendsetter brand lain. Supaya lebih merakyat, Huawei juga mengadopsi warna serupa untuk smartphone mid-range-nya, dan dibekali 4 kamera dengan fitur AI yang bikin saya betah memakainya selama 2 minggu belakangan ini. Apakah ini bakal jadi next daily driver?
Review dan Spesifikasi Huawei Nova 3i
Berikut ini adalah Review dan Spesifikasi Huawei Nova 3i yang telah kami rangkum di bawah ini.
PERFORMA DESAIN BODI Huawei Nova 3i
Iya, perpaduan warna biru dan juga ungu yang disebut Iris Purple di Huawei Nova 3i ini sukses bikin saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Warna gradasi seakan menjadi penyegar di antara warna smartphone lain yang monoton gitu-gitu saja. Dipadukan dengan material kaca, permukaan bodi belakangnya makin bikin meleleh saat terpapar cahaya. Frame berbahan metalnya juga semakin menegaskan kalau build quality smartphone ini solid banget. Meski bodinya pamer-able, tak sedikit orang termasuk saya, yang terlalu sayang dan takut bodi cakep ini lecet. Iya, ujung-ujungnya pasang case.
Nah, agar warna cakepnya tetap kelihatan, pakai jelly case bening bawaan ini memang sudah paling oke. Dengan bodi tebelnya tak sampai 8mm, Nova 3i memang bersahabat di tangan, sekalipun untuk tangan cewek yang rata-rata lebih mungil. Mungkin karena dimensi yang tipis inilah, yang membuat Huawei tak bisa memberi ruang lebih untuk slot SIM-nya. Iya, Nova 3i hanya dibekali slot SIM hybrid, yang mana kita tak bisa pakai microSD kalau kita mau pasang dual SIM sekaligus. Tapi kalau melihat penyimpanan internalnya yang berkapasitas 128GB, rasanya saya jadi tidak butuh-butuh amat pasang microSD yang nantinya malah akan mengurangi performa smartphone itu sendiri. Kalau kamu bagaimana?
Layar lebar 6.3″, dengan rasio 19.5:9, membuat Huawei Nova 3i cukup menjawab tren kekinian. Layar FullView dan juga Notch alias poni di bagian atas yang seakan jadi hal yang lumrah untuk smartphone keluaran 2018 ada di Nova 3i. BTW, kamu tidak suka notch? Ada kok opsi untuk menyamarkannya, seolah-olah notch itu tidak ada. Tampilan warna di layar bisa diatur sesuai selera visual dan juga kondisi sekitar. Kalau di indoor, saya lebih nyaman pakai mode hangat yang tidak bikin mata cepat lelah, sementara mode hidup lebih cocok dipakai di outdoor yang bisa meningkatkan saturasi warna layar.
Anyway, kualitas layar IPS LCD di smartphone ini sudah mengakomodasi berbagai kebutuhan multimedia kamu, mulai dari sekedar streaming YouTube, menonton film favorit sampai main game.
PERFORMA KAMERA
Selain desain yang aduhai, kamera juga menjadi salah satu poin menarik dari smartphone ini. Iya, Nova 3i kembali meneruskan tren 4 kamera dari pendahulunya, namun dengan spek dan fitur yang lebih joss. Secara spek, Nova 3i masih mengandalkan konfigurasi dua kamera di belakang dengan resolusi yang masih sama di 16MP, bukaan lensa f/2.2 dan sensor kamera sekunder 2MP sebagai depth sensor.
Yang membedakan di sini adalah, kamera Nova 3i ini sudah dibekali teknologi AI alias kecerdasan buatan. Iya, dengan mode AI, kamera Nova 3i ini bisa secara otomatis menentukan mode terbaik untuk obyek yang akan dijepret. Huawei mengklaim ada 22 kategori obyek yang dikenali oleh kecerdasan buatan ini, tapi sejauh ini, saya baru menemukan beberapa. Mulai dari makanan, tanaman, bunga, langit, matahari terbit dan terbenam, dan juga mode malam. Misalnya untuk foto makanan, saturasi warnanya dinaikkan sedemikian rupa, sehingga makanan tersebut terlihat lebih pop up warnanya dan juga menggiurkan.
Nah, begitu juga dengan foto tanaman atau foto bunga, hijaunya kelihatan hijau banget, merahpun begitu. Foto langit yang birunya sebenarnya biasa-biasa saja, warnanya jadi biru banget. Ini sih lebih ke selera saja. Toh, saat kita jepret dengan mode AI, di galeri kita masih bisa melihat versi normalnya. Tanpa AI, sebenarnya hasil foto dari kamera Nova 3i ini sudah standar smarphone mid-range kebanyakan. Warnanya cenderung natural di outdoor, namun ketajamannya masih belum yang terbaik di kelasnya.
Di indoor dan juga lowlight, mungkin foto-fotonya terkesan flat tanpa sentuhan AI. Iya, peran AI di sini memang cukup berjasa meningkatkan hasil lowlight kamera yang punya bukaan lensa f/2.2. Lihat saja, cahaya lampu jadi nampak menyala dan seakan menghidupkan kesan flat dari foto tanpa AI. Tak ketinggalan, foto-foto bokeh juga bisa dijepret pakai kamera belakang ini dengan memanfaatkan kamera 2MP-nya untuk mengatur kedalaman background obyek. Bagaimana? Bokehnya sudah rapi belum untuk kelas smartphone Rp 4 jutaan? Well.. karena punya harga yang mirip-mirip, banyak yang request untuk membandingkan hasil kamera Huawei Nova 3i dengan Oppo F9. Sama-sama dengan mode AI yang tak aktif, agar fair, hasil foto Nova 3i terlihat lebih menggiurkan untuk foto dengan obyek makanan.
Namun untuk kondisi lain, warna foto dari kamera F9 ini terlihat lebih alami, dan juga terlihat lebih tajam, iya gak sih? Huawei Nova 3i punya banyak mode kamera sebenarnya, tapi yaa tidak semuanya saya pakai. Paling-paling mode Profesional yang bisa atur ISO, white balance dan shutter speed secara manual. Oh iya, bisa juga loh ambil foto dengan format RAW di mode Pro ini.
PERFORMA VIDEO
Dan yang tidak kalah menarik, kamera Nova 3i ini sudah bisa merekam video super slow-motion 480 fps di resolusi HD. Efek lambatnya memang dramatis banget, tapi kok hasilnya berasa tidak HD, yah? Terlepas dari itu, super slow-motion ini jadi poin plus tersendiri, mengingat smartphone lain di kelasnya, rata-rata hanya support slow-motion di 120 fps atau 240 fps. Dibandingkan dengan kamera belakang, improvement yang cukup signifikan di kamera Nova 3i justru ada di kamera depannya. Iya, resolusinya tidak tanggung-tanggung, di 24MP dan bukaan lensa f/2.0 yang lebih lebar, sementara sensor kamera sekunder 2MP-nya juga masih berfungsi sebagai depth sensor.
Kamera selfie ini juga sudah dipersenjatai fitur bokeh, beautify dan juga AI untuk menyesuaikan pengambilan gambar selfie, sesuai dengan lingkungan dan cahaya di sekitar, baik itu indoor ataupun outdoor. Nah, untuk foto portrait yang lebih maksi, kamu bisa memanfaatkan 5 teknik pencahayaan yang tersedia. Ada juga foto black & white yang hasilnya seolah-olah abis diambil dari foto studio.
Iya, sebagai tambahan, fitur lensa AR ini juga cukup fun sih untuk sekedar di share atau sebagai media komunikasi di media sosial. AR sticker-nya naik kelas, kini disebut 3D Qmoji yang kurang lebih fiturnya mirip animoji iPhone X. Totalnya ada 8 Qmoji yang bisa dipilih, mulai dari hewan sampai robot. Baik kamera depan dan belakang, keduanya sama-sama bisa merekam video Full HD. Khusus kamera belakang, Full HD-nya sudah support 60 fps. Sementara video kamera depannya juga bisa pakai mode beauty namun resolusinya mentok di 720p alias HD. Efek gempa buminya masih terasa saat mengambil video, karena Nova 3i ini memang tidak dibekali teknologi EIS apalagi OIS.
Oiya, kamera depan smartphone ini bisa merekam video dengan resolusi maksimal Full HD di 30 fps. Untuk angle-nya sih lumayan luas yah, tidak terlalu sempit-sempit banget. Yaa.. sebenarnya sudah cukup sih untuk nge-vlog yang standar yah pakai smartphone.
PERFORMA CHIPSET Huawei Nova 3i
Performa AI yang smart di kamera smartphone ini tentu tak lepas dari peran chipset HiSillicon Kirin 710. Iya, ini adalah chipset terbarunya Huawei di kelas mid-range, penerus Kirin 659 yang kini punya arsitektur 12nm. Chipset ini masih dengan 8-core, namun dengan custom core A73 untuk performa dan A53 untuk hemat daya. BTW, Kirin 710 ini juga mengenalkan Image Signal Processing terbaru, so, tidak heran kalau performa kamera untuk lowlight-nya di atas rata-rata.
Dipadukan dengan Android Oreo 8.1 yang dibalut EMUI 8.2, kinerjanya membuat betah selama semingguan ini. Buka tutup aplikasi dan juga scroll-scroll halaman, rasanya enteng banget dan nyaris tak kerasa ada lag. Mengerjaan aktifitas yang sifatnya multitasking via mode split-screen atau Picture in Picture bisa di manage dengan baik lewat RAM 4GB. Konsumsi rata-rata RAM ini ada di 50-60% untuk penggunaan yang standar. Meningkatnya tren mobile gaming, membuat Huawei terus berinovasi untuk smartphone-nya, terutama di sektor GPU alias Graphic Processing Unit. Nova 3i jadi satu dari beberapa smartphone Huawei yang sudah kebagian update GPU Turbo.
Lalu, apa sih GPU Turbo itu? Saya tak akan menjelaskan secara teknis, tapi GPU Turbo ini melakukan rekonstruksi cara kerja GPU, sehingga koordinasi antara perangkat keras dan lunak jadi lebih optimal. Huawei menyebutkan kalau performa chipset bisa meningkat sampai 60%. Nah, di sisi lain, penggunaan dayanya bisa berkurang sampai 30%. So, bakal lebih hemat baterai yah! Salah satu keuntungan dari peningkatan performa ini adalah smartphone bisa mencapai kualitas gambar yang lebih baik.
Misalnya, smartphone yang tidak memiliki dukungan gambar HDR, bisa mendapat kualitas gambar yang hampir setara dengan smartphone yang memang mendukungnya. Anyway, belum semua game di Android yang support dan merasakan benefitnya GPU Turbo ini. Namun, dua game favorit yang sering saya mainkan sudah support loh! Sebut saja PUBG Mobile yang tembus grafis rata tengah alias medium. Responsifitas layarnya juga meningkat yang memberikan kenyamanan tambahan untuk game yang pakai kontrol analog. Bisa sih dipaksain ke mode high dan juga grafis HD, tapi konsekuensinya malah sering nge-lag dan membuat main tembak-tembakan yang butuh kecepatan tangan menjadi tak maksimal.
Game Mobile Legends yang sudah support GPU Turbo ini juga sudah makin enteng mainnya. Terutama main di mode high frame rate, performanya tetap stabil di grafis yang lebih halus. Oh iya, main di mode high frame rate ini juga tak bikin persentase baterainya cepat terjun bebas. Nah, disinilah benefitnya dukungan GPU Turbo untuk smartphone Huawei. Saya berharap ke depannya bakal banyak game android yang support GPU Turbo ini. Bisa main game HD dengan lancar, konsumsi daya lebih efisien, dan respon layar yang lebih baik, jelas jadi idaman tersendiri, khususnya untuk para mobile gamer. Apalagi melihat penyimpanan internalnya yang jumbo, install banyak game HD rasanya tak perlu khawatir cepat habis.
PERFORMA STORAGE & BATERAI Huawei Nova 3i
Dan bisa dibilang, hingga artikel ini di publish, Huawei Nova 3i adalah smartphone resmi termurah dengan storage 128GB. Demi bodi yang tipis, Huawei Nova 3i dibekali baterai yang tidak terlalu besar, yaitu 3340 mAh. Tapi jaman makin canggih ‘kan? Kapasitas baterai bukan satu-satunya faktor untuk menilai daya tahan baterai smartphone saat ini. Iya, dengan chipset 12nm yang hemat daya dan optimalisasi baterai di EMUI 8.2, membuat Nova 3i bisa menemani kamu hampir seharian tanpa harus ketemu colokan.
Percobaan pertama, saya pakai Nova 3i di hari kerja, di mana banyak aplikasi non-game yang saya akses selama seharian penuh, mulai dari aktif berinteraksi di media sosial, membalas e-mail, streaming kalau lagi suntuk, mengetes foto dan juga video memakai kamera AI-nya, dan.. screen on time-nya tembus 5 jam.
Percobaan kedua, saat Huawei Nova 3i mulai kebagian update GPU Turbo, dan di sini saya pakai fokus untuk main game saja. BTW, game yang paling lama saya mainkan tentu PUBG Mobile dengan waktu gameplay sekitar 4 jam, lalu diikuti main game-game lain, namun tak se-intens main PUBG Mobile. Dan.. screen on time yang saya dapatkan bahkan lebih lama, tembus angka… 6 jam. Sebagai rekap tes baterai, terakhir, saya uji daya tahan baterai smartphone ini dengan aplikasi PCMark. Hasilnya, smartphone ini bisa bertahan hingga 8 jam dengan sisa baterai di bawah 20%.
Namun yang disayangkan, Huawei Nova 3i tak dibekali teknologi fast charging untuk pengisian daya yang lebih ngebut. Dari 7% sampai penuh, butuh waktu sekitar 2.5 jam, yang menurut saya sih, tergolong lambat yah untuk ukuran baterai di bawah 4000 mAh. Well, di balik desain yang cakep, storage jumbo dan fitur kamera dengan AI, Huawei Nova 3i masih jauh dari kata sempurna. Untuk kelas Rp 4 jutaan, smartphone ini harusnya punya konektifitas NFC yang memudahkan untuk cek saldo e-money, lalu, punya kamera belakang yang seharusnya support resolusi 4K, dan harus punya teknologi fast charging. Tapi, tentu kita tak bisa melupakan fitur-fitur pendukung lain, di mana Nova 3i ini sudah dibekali dua sensor biometrik yaitu fingerprint dan juga face unlock yang sama-sama responsif.
KESIMPULAN
Oke, jadi kesimpulannya, Huawei Nova 3i ini cocok untuk siapa yah? Melihat fitur kamera, terutama kamera depan 24MP yang dibumbui teknologi AI dan juga HDR Pro, rasanya smartphone ini cocok untuk para maniak selfie. Sejujurnya, saya sendiri lebih suka foto-foto memakai kamera depan ketimbang kamera belakangnya yang sebenarnya sih cakep, tapi kadang-kadang AI-nya terlalu lebay dalam meningkatkan saturasi warna obyek.
Dengan dapur pacu yang ngebut, ditambah lagi storage-nya yang luber-luber di 128GB, Nova 3i juga bakal diincar para gamer yang hobi koleksi banyak game HD tanpa harus galau storage-nya cepat habis. Apalagi dukungan GPU Turbo-nya membuat main game lebih betah dengan grafis yang lebih mulus tanpa mengorbankan konsumsi daya yang besar untuk mendongkrak performanya. Jadi, apakah saya akan berpaling ke Huawei Nova 3i? Well, saya suka perpaduan warna bodi belakangnya, saya suka kameranya, saya suka performa ngebutnya.
Tapi, suka bukan berarti harus memiliki ‘kan? Mungkin kalau Nova 3i punya baterai lebih besar atau sudah dukung fast charging, bukan tidak mungkin akan saya jadikan sebagai daily driver. Bagaimana dengan kamu? Murah atau mahal? Semuanya kembali lagi pada selera, kebutuhan, dan yang pasti budjet kamu. Oke, sekian artikel review Huawei Nova 3i. Semoga bermanfaat ya.